Garis besar dan
tujuan acara adalah publikasi dan pengenalan SMA Trensains ke ranah publik,
pengalangan dana sekaligus peresmian oleh PP Muhammadiyah. If you are
not the best, be the first – alfadhlu lil mubtadi wa in
ahsanal muqtadi. Mungkin itulah jargon yang selama ini mengilhami
pondok pesantren Darul ihsan sebagai lembaga pendidikan pertama di indonesia
yang menjadi rahim lahirnya gagasan Trensains secara institusional. Oleh karena
itu gaung akan adanya dinamika baru keilmuan indonesia harus disampaikan
seluas-luasnya.
Adapun
penggalangan dana, karena memang set-plan jangka panjang ke depan, DIMSA akan
mengembangkan sayapnya ke luar komplek yang sudah ada, oleh karena itu
dibutuhkan kolaborasi bersama antara penyelenggara dan masyarakat indonsia,
anggota persyarikatan khususnya. Besar anggaran tersebut tidak main-main,
ratusan milyar untuk pembelian tanah dan pembangunan gedung, hal itu sangat
wajar mengingat beberapa banner yang tertempel di aula pertemuan dan bisa
dilihat langsung oleh peserta yang menghadiri acara tersebut.
Rentetan acara
launching tersebut dimeriahkan oleh atraksi Tapak suci dan tari saman khas
santriwati dimsa, dilanjutkan dengan orasi-orasi ilmiah dari Agus Purwanto,
D.Sc sebagai Dewan Pakar Trensains dan Dr. Abdul Mu’thi sebagai utusan PP
Muhammadiyah. Dr. Abdul Mu’thi mengatakan bahwa dirinya bersama PP Muhammadiyah
memberikan dukungan penuh akan berdirinya SMA Trensains DIMSA. Lebih dari itu
beliau berharap agar dengan program ini, umat Islam keseluruhan bisa mengulang
kembali sejarah emas dimana seluruh keilmuan saling terkoneksi dan
terintegrasi, tidak lagi terdikotomi dalam kotak-kotak yang justru akan membuat
umat Islam mundur.
“Dengan adanya
Trensains kita berharap bisa melahirkan kembali sosok Ibnu Sina yang ahli dalam
bidang keilmuan agama tapi juga tidak buta akan ilmu kedokteran dan filsafat.
Begitu juga Ibnu Rusyd yang mahir akan keintelektualan ilmu fikih tapi tidak
buta akan filsafat dan ilmu umum lainnya. Penemuan angka nol, pemetaan geografi
bumi, optik, kedokteran itu semua mempunyai rahim dari keintelektualan kaum
muslim yang harus kita raih kembali.” Ujar Bapak Mu’thi bersemangat.
0 komentar:
Posting Komentar