Sabtu, 17 Januari 2015

LABORATORIUM AYAT AYAT SEMESTA

Santri Trensains Mengamati Bulan

Fenomena siang (nahâran) dan malam (lailan) merupakan fenomena alam yang berlangsung terus menerus dan berulang. Siang ditandai dengan terang benderang dan malam ditandai dengan kegelepan dan kesunyian.

Di malam hari, manusia bersama objek-objek sekelilingnya menjadi terkurung oleh kegelapan. Benda-benda jauh menjadi tidak terlihat. Karena kegelapan yang dominan maka yang berfungi adalah indera pendengaran. Manusia banyak mendengar fenomena tanpa melihat. Malam hari benar benar-benar  sunyi dan menyimpan banyak  misteri. Dan demi malam apabila telah sunyi (Adduha 93:2). Dan dengan malam dan apa yang diselimutinya (al Insyiqoq 84:17)



Fenomena siang dan malam menjadi fenomena rutin, yang karena rutinnya tidak banyak dipikirkan orang. Begitu juga banyak orang berpikir keras di malam hari, tatapi tidak pernah merenung tentang fenomena malam itu sendiri. Padahal Allah dengan redaksi yang manantang menghimbau kepada manusia untuk memikirkan fenomena malam

 وَبِٱلَّيۡلِۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ١٣٨
Dan di waktu malam. Maka Apakah kamu tidak memikirkan? (QS. Assoofat 37:138)


Fenomena bulan
Malam memiliki fenomennya yang khas. Hewan-hewan yang keluar di malam hari dan tidak keluar di siang hari seperti: jangkrik, kelelawar, burung hantu, semakin menambah fenomena khas malam. Fenomena lainnya yang menakjubkan adalah fenomena bintang-gemintang yang bertebaran di angkasa.

Selain bintang, bulan juga merupakan fenomena malam hari. Para astronom meneliti fenomena angkasa selama ribuan tahun termasuk meneliti bulan. Berbeda dengan bintang yang banyak jumlahnya, maka bulan itu hanya satu dan terus bergerak dan berubah bentuk, dari mulai bulan yang baru muncul, bulan sabit hingga bulan penuh atau bulan purnama. Begitulah bulan yang kita lihat di malam hari.

وَٱلۡقَمَرَ قَدَّرۡنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلۡعُرۡجُونِ ٱلۡقَدِيمِ ٣٩
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir, kembalilah Dia sebagai bentuk tanda yang tua (QS. Yasin 36:39)

Oleh ayat ini bulan diisyartakan mempunyai banyak tempat dan berulang menempatinya. Pertanyaannya, dimanakah posisi bulan? adakah posisi bulan memiliki hubungan dengan bentuk bulan yang kita lihat di bumi ? 

0 komentar:

Posting Komentar